header-int

Distingsi IAI Agus Salim Metro (Bagian 1)

Selasa, 15 Nov 2022, 14:44:16 WIB - 21 View
Share

  1. Landasan Pemikiran

Sesuai dengan instruksi Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, bahwa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKIN) baik negeri maupun swasta diharapkan memiliki nilai tambah pendidikan dalam kurikulum pembelajarannya, tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif semata melainkan juga kuat dalam aplikasi keilmuan yang diperoleh sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, berdasarkan pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Juga berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang dan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Merujuk pada regulasi-regulasi di atas, dapat dikatakan bahwa distingsi keilmuan—yang sering disebut pencirikhasan kurikulum—pada setiap perguruan tinggi, baik umum maupun Islam—merupakan suatu kewajiban dan keniscayaan yang harus diimplementasikan. Keunikan ini sangat penting, karena perguruan tinggi adalah garda terdepan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah baik melalui berbagai ragam kajian, penelitian dan aktivitas keilmuan lainnya.

Oleh sebab itu, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Agus Salim Metro yang akan berubah status menjadi Institu Agama Islam (IAI) Agus Salim sebagai salah satu perguruan tinggi yang berada di tengah-tengah masyarakat yang multikultural, perjumpaan masyarakat asli dan pendatang berinisiatif memiliki stressing kajian dalam ilmu-ilmu  ke-Islaman. Sehingga dalam setiap aktivitas keilmuannya yang tumbuh di IAI Agus Salim Metro diharapkan mempunyai distingsi keilmuan/pencirikhasan kurikulum tersendiri yang khas. Meski disadari bahwa hal ini menjadi tantangan sekaligus dapat menjadi spirit tersendiri untuk senantiasa berupaya melakukan pemberdayaan kelembagaan melalui berbagai program-program peningkatan mutu akademik.

Merumuskan distingsi bagi sebuah perguruan tinggi terutama perguruan tinggi Islam, bukanlah suatu pekerjaan yang remeh dan mudah untuk dilakukan. Oleh sebab itu, sangat diperlukan ide dan gagasan, kerjasama, pemikiran dan permenungan yang mendalam serta melibatkan sharing ideas dengan beberap tokoh dan pakar. Selain kerja keras, keja cerdas, Kerja ikhlas.Perumusan juga perlu me-review berbagai literature, fakta dan sejarah untuk kemudian membandingkan atau menyandingkannya dengan multi wawasan yang tersedia untuk menghasilkan preposisi dan rumusan yang sesuai.

Dalam merumuskan distingsi pada perguruan tinggi Islam, tentu saja melibatkan  berbagai faktor eksteren yang ada disekeliling kita, misalkan agama Islam sebagai landasan utama, realitas modernism, globalisasi dan lokalitas yang ada di lingkungan perguruan tinggi Islam berada. Sebuah distingsi Perguruan Tinggi Islam harus mampu mengakomodir hal-hal tersebut. Sehingga wajah perguruan tinggi yang ditampilkan lebih komplek, namun memiliki nilai keunggulan tersendiri sesuai dengan lingkungan yang ada.

Peran entrepreneur dalam menentukan kemajuan suatu bangsa/negara telah dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti amerika, jepang, plus tetangga terdekat kita yaitu singapura dan malaysia. Di amerika sampai saat ini sudah lebih dari 12 persen penduduknya menjadi entrepreneur, dalam setiap 11 detik  lahir entrepreneur baru dan  Data menunjukkan 1 dari 12 orang Amerika terlibat langsung dalam kegiatan entrepreneur.  Itulah yang menjadikan amerika sebagai negara adi kuasa dan super power. Selanjutnya Jepang lebih dari 10 persen penduduknya sebagai entrepreneurship dan lebih dari 240 perusahaan jepang skala kecil, menengah dan besar bercokol dibumi kita ini. Padahal jepang mempunyai luas wilayah yang sangat kecil dan sumber daya alam yang kurang mendukung (kurang subur) namun dengan semangat dan jiwa entrepreneurshipnya menjadikan jepang sebagai negara terkaya di Asia.

Dengan berkembangnya era globalisasi maka tuntutan bisnis semakin luas baik dari segi kajian keilmuan dan praktek lapangan dipasar. Disaat semakin meningkatnya aktifitas bisnis global semakin komplek permasalahan yang terjadi di dunia bisnis seperti manipulasi, monopoli dan persaingan pasar yang tidak sehat. Maka perlu adanya batasan norma yang akan jadi  pijakan para pengusaha atau Entrepreneurship yaitu norma atau etika dalam bisnis yang menjadi poin utama. Islam merupakan agama yang kompherensif dan universal dalam mengatur hubungan muamalah termasuk bagaimana agar para pelaku usaha (Entrepeunership) menjadikan ke-Entrepreneurship bagian dari ibadah, bukan hanya semata untuk mencari dunia tetapi usaha bisnis yang dapat mengantarkan kesuksesan akherat itu harapan dan mimpi besar kampus  IAI Agussalim Metro Lampung. Oleh karena itu, Institut Agama Islam (IAI) Agus Salim Metro menetapkan distingsi keilmuannya sebagai kampus multikultural dan entrepeunership, dengan harapan out put dapat berkontribui membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera, menuju masyarkat madani.

Dengan berkembangnya era globalisasi maka tuntutan bisnis semakin luas baik dari segi kajian keilmuan dan praktek lapangan dipasar. Disaat semakin meningkatnya aktifitas bisnis global semakin komplek permasalahan yang terjadi di dunia bisnis seperti manipulasi, monopoli dan persaingan pasar yang tidak sehat. Maka perlu adanya batasan norma yang akan jadi  pijakan para pengusaha atau Entrepreneurship yaitu norma atau etika dalam bisnis yang menjadi poin utama. Islam merupakan agama yang kompherensif dan universal dalam mengatur hubungan muamalah termasuk bagaimana agar para pelaku usaha (Entrepeunership) menjadikan ke-Entrepreneurship bagian dari ibadah, bukan hanya semata untuk mencari dunia tetapi usaha bisnis yang dapat mengantarkan kesuksesan akherat itu harapan dan mimpi besar kampus  IAI Agussalim Metro Lampung. Oleh karena itu, Institut Agama Islam (IAI) Agus Salim Metro menetapkan distingsi keilmuannya sebagai kampus multikultural dan entrepeunership, dengan harapan out put dapat berkontribui membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera, menuju masyarkat madani.

Iai Agus Salim Institut Agama Islam Agus Salim Metro Jl. jenderal Sutiyoso No.7 Metro Pusat. Lampung
© 2024 IAI Agus Salim Follow IAI Agus Salim : Facebook Twitter Linked Youtube